Poto diambil dari www.ptfi.co.id |
Pergolakan yang berujung kerusuhan di Tanah Papua (Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat) melenyapkan peperangan yang jauh lebih besar dari itu : epidemi HIV/AIDS. Rasanya memilukan, mengingat Tanah Papua terkenal dengan sebutan surga tersembunyi di Indonesia, namun singgah virus-virus mematikan.
--
Dikutip dari laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI, pada tanggal 27
Agustus 2019, menunjukkan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Indonesia hampir
menyentuh angka setengah juta, yaitu 466.859 kasus yang terdiri dari 349.882
pengidap HIV dan 116.977 pengidap AIDS.
Fakta yang mencengangkan. Pada tahun 2019, Papua berada di
peringkat keempat dengan jumlah kasus HIV tertinggi, dan peringkat pertama
dengan kasus AIDS di Indonesia. Peringkat yang memprihatinkan, sekaligus
memunculkan satu pertanyaan besar bagi saya : seberapa paham warga Papua
tentang HIV/AIDS?
Menurut data Ditjen P2P, Kemenkes RI, penularan terbesar
HIV/AIDS di Papua disebabkan oleh hubungan seksual berisiko heteroseksual
(70,2%), dan sisanya oleh penggunaan alat suntik tidak steril (8,2%),
homosekusual (7%) dan penularan melalui perinatal (2,9%). Benang merah tak
kasat mata terikat : edukasi tentang HIV/AIDS masih lemah di Papua.
Poto diambil dari www.ptfi.co.id |
HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS adalah dua yang
berbeda dan tidak bisa disamakan. HIV adalah sebuah nama virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh, sedangkan AIDS adalah tahapan akhir serta kelanjutan
dari infeksi HIV jangka panjang setelah sistem imun tubuh yang rusak.
AIDS merupakan penyakit kronis dengan berbagai gejala yang
terkait dengan penurunan sistem daya tahan tubuh, yang sangat beresiko tinggi
terhadap gejala kesehatan lain yang lebih serius.
Menilik perkembangan angka terhadap prevalensi HIV dan AIDS
yang terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun di Papua, PT.
FREEPORT INDONESIA (PTFI) tidak tinggal diam saja. Epidemi HIV dan AIDS ini
menjadi ancaman serius bagi keselamatan para karyawan dan anggota masyarakat
dalam area kontrak kerja Freeport Indonesia.
Seperti tertuang dalam
UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja sudah memandatkan agar seluruh
perusahaan melakukan upaya-upaya untuk mencegah penyakit menular di tempat
kerja. Hal itu
pun tertuang juga dalam misi PTFI yang berbunyi :
Berkomitmen untuk secara kreatif mentransformasikan sumber
daya alam menjadi kesejahteraan dan pembangunan yang berkelanjutan melalui
praktek-praktek pertambangan terbaik dengan memprioritaskan kesejahteraan dan ketentraman karyawan dan masyarakat,
pengembangan SDM, tanggung jawab sosial
dan lingkungan hidup, serta keselamatan dan kesehatan kerja.
Poto diambil dari www.ptfi.com |
Freeport Indonesia berupaya untuk mengendalikan transmisi
HIV/AIDS dengan melakukan program-program yang sesuai dengan
peraturan-peraturan Pemerintah Indonesia dan rekomendasi World Health
Organization (WHO), International Labor Organization (ILO), U.S. Center for
Disease Control and Prevention (CDC), dan organisasi kesehatan internasional
releban lainnya.
Perlu digarisbawahi, yang menurut saya terlihat keren adalah
: Freeport Indonesia menjunjung pendekatan yang non-diskriminatif dan adil bagi
orang-orang dengan HIV/AIDS. Pengidap HIV/AIDS jangan dijauhi, namun dirangkul!
Keberadaan PT. Freeport Indonesia punya peranan yang besar dalam pembangunan di Indonesia, baik dalam tingkat lokal dan nasional. Selain memberikan dana royalti dan pajak kepada pemerintah, PTFI juga punya tanggung jawab social untuk mengedukasi masyarakat lokal di sekitar wilayah operasinya.
Sejak tahun 1996, PTFI telah memiliki komitmen untuk menabung
sebagian dari pendapatannya melalui Dana Kemitraan PTFI dalam hal pengembangan
masyarakat. Dana kemitraan ini, dikelola dan disalurkan oleh organisasi bernama
LPMAK (Lembaga Pembangunan Masyarakat Amungme dan Kamoro). LPMAK
mempublikasikan programnya melalui situs web www.lpmak.org.
PTFI dan LPMK bersama-sama melanjutkan kerjasama dengan
mitra-mitra pengembangan dan melaksakan program kesehatan masyarakat yang
berfokus pada penyakit menular seksual HIV/AIDS, melalui diskusi kesehatan,
sesi kelompok, dan acara khusus seperti hari AIDS sedunia.
Poto diambil dari www.ptfi.com |
Program pelatihan juga rutin dilakukan bagi karyawan PTFI. Menggandeng
Peer Leader Educator Indonesian Business Coalition on AIDS (PLE-IBCA), karyawan
mengikuti pelatihan meliputi wild fire, fakta tentang HIV & AIDS, HIV &
AIDS di tempat kerja, pencegahan, tes dan pengobatan HIV & AIDS. Juga
ditekankan tentang penggunaan alat bantu diskusi dan pelaksanaan penyuluhan HIV
& AIDS menggunakan modul yang diproduksi oleh IBCA.
Kontribusi Freeport untuk masyarakat dalam mengedukasi karyawan dan masyarakat setempat tentang HIV/AIDS sejak tahun 1996 berbuah manis. PTFI meraih penghargaan Platinum untuk Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV & AIDS di Tempat Kerja, dari Kementerian Tenaga Kerja pada tahun 2016. Beberapa penghargaan pun telah diraih PTFI, seperti berikut ini :
Akhir kata, saya bangga
dan senang dengan langkah PTFI yang peka terhadap lingkungan sekitar tentang
HIV/AIDS. Semoga kedepannya PTFI tetap meneruskan program-program tersebut
sehingga kasus HIV/AIDS di tanah Papua dapat berkurang. Terima kasih atas Sumbangsih bagi negeri!
--
Sumber :
- Sumber informasi diambil dari website resmi PT. Freeport Indonesia : www.ptfi.co.id
- Sumber poto diambil dari website resmi PT. Freeport Indonesia : www.ptfi.co.id
- Infografis diolah secara pribadi oleh saya sebagai penulis
- Sumber informasi diambil dari website resmi PT. Freeport Indonesia : www.ptfi.co.id
- Sumber poto diambil dari website resmi PT. Freeport Indonesia : www.ptfi.co.id
- Infografis diolah secara pribadi oleh saya sebagai penulis
Tidak ada komentar
Silahkan berkomentar, link hidup akan dihapus. Terimakasih sudah membaca :)