Karena Racun Itu Bermula Dari Diri Sendiri

"Heh, bakalan kudet lu! Ketinggalan banyak berita viral!"

Saya hanya menanggapi teman saya dengan senyum kecut. Sudah terhitung seminggu penuh saya memutuskan untuk menonaktifkan sementara sosial media. Reaksi mereka beragam; ada yang khawatir kalau-kalau akun saya diretas, atau bahkan teman dekat saya, khawatir kalau saya mengalami depresi berat.

Saya baik-baik saja. Bahkan jauh lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

Saya tidak lagi terobsesi membuka tutup aplikasi sosmed saat sedang jam kerja. Tidak lagi curi-curi waktu untuk scroll timeline, asyik sendiri membaca drama dan gosip tak berkesudahan yang bertebaran di sosmed, sementara saya sedang ngumpul bareng teman atau keluarga. Tidak lagi menyaksikan pendapat orang yang saling beradu argumen, gontok-gontokan, saling ngotot, lalu dibumbui dengan caci maki penuh kata-kata kasar.

Kini saya bisa bernafas dengan lega. Saya merasa jauh lebih tenang dan damai. Tidak ada lagi kebisingan dari semua itu. Sekarang saya paham betul makna dari pepatah ini : Some things are better left unknown.


***


Sosial media bisa menjadi tempat yang sangat jahat. Kebebasan tak terbatas, menjadikan kolom komentar sebagai tempat sampah tanpa saringan. Segala macam hal ditumpahkan; sumpah serapah, nyinyiran, body shamming dan hal-hal buruk lainnya. Bahkan, mereka yang berprestasi pun tidak luput dari serangan jempol jahat itu.

Tidak usah jauh-jauh, cobalah tengok akun Instagram para Atlit Nasional yang setengah mati sedang berjuang demi Indonesia di ajang Asian Games 2018. Alih-alih kalimat penyemangat, puluhan kalimat hinaan muncul di komentar teratas. Saya geleng-geleng kepala, seraya menahan emosi membaca komentar tersebut ketika teman saya menunjukkan kolom komentar itu.

I've been there before, namun tidak separah itu. Dulu, sebelum saya rehat dari dunia sosial media, saya mengikuti beberapa akun-akun gosip. Pasti kalian tidak asing dengan akun lambe-lambe ini. Saya turut mengomentari apa saja tentang berita tersebut, mencampuri urusan orang lain dari satu sisi. Seolah sisi itulah yang paling benar.

Sekarang saya menyadari, kalau itu salah. Salah besar.

Saya tidak berhak men-judge orang lain tanpa tahu kebenarannya. Saya tidak memikirkan tentang orang lain. Memikirkan perasaan orang yang saya komentari, juga orang-orang yang membaca komentar saya. Mereka mungkin saja bisa marah, kecewa atau bahkan depresi. Tanpa disadari, perkataan saya telah menjadi racun yang mematikan bagi orang lain.

***



Jarum jam dinding menunjukkan pukul dua belas malam. Layar laptop masih menyala terang, menghipnotis mata saya yang terus menerus menatap monitor. Jari-jemari menari lincah di atas keyboard. Sementara itu secangkir kopi dengan uap panas mengepul beberapa waktu lalu, sudah menjadi dingin. Tak terasa, saya terus mengejar deadline sampai subuh.

Begadang dan kopi. Dua sahabat yang tak terpisahkan ketika saya sedang bekerja. Tuntutan pekerjaan yang selalu berkejaran dengan waktu, membuat saya terus dan terus berlarian dengan deadline. Sampai akhirnya, saya ada di satu titik dimana saya ngos-ngos-an, capek dan letih luar biasa. Sampai saya bertanya kepada diri sendiri, apakah ambisi ini tidak akan menyakiti tubuh saya sendiri?

Lagi-lagi, tanpa sadar, saya sudah menjadi racun bagi saya sendiri. Saya merusak badan saya sendiri dengan racun bernama ketidakpedulian. Tidak peduli pada diri saya sendiri.

Bahkan, ketika saya mencoba jalan kaki dari rumah menuju minimarket yang berjarak sekitar 400 meter saja, saya sudah berpeluh keringat dan mengeluh capek. Olahraga adalah hal paling terakhir dalam list-to-do saya setiap hari. Saya tidak peduli dengan itu, tidak mau repot capek-capek tepatnya. Kalau ada motor, kenapa jalan kaki? begitulah prinsip saya dulu.

Dengan jadwal tidur amburadul, maka tidak heran pula jadwal makan saya juga serba berantakan. Kadang satu hari hanya dua kali makan, bahkan hanya sekali saja. Buah dan sayur? Jarang sekali. Ibarat jalan, pola hidup saya sudah seperti jalan yang zig-zag tanpa ada rambu-rambu lalu lintas.

Dan ya, semua titik-titik itu apabila dihubungkan akan menuju ke satu benang merah : ketidakpedulian, yang menjadi sebuah kebiasaan. Perlahan, hari-hari aktif saya terkekang oleh kebiasaan saya akan ketidakpedulian tersebut. Sampai suatu saat, akan ada masanya dimana ancaman itu akan berdatangan.

Tanpa permisi, tanpa ampun.

***



Apa yang kau tanam, itu yang akan kau tuai

Pepatah yang menampar saya begitu keras. Semakin saya tidak peduli terhadap diri sendiri, semakin banyak ancaman tak kasatmata siap menunggu. Inilah apa yang selama ini saya tanam : racun-racun yang perlahan menggerogoti kesehatan saya. Tidak ada gunanya lari. Kini saatnya saya menceritakan apa saja dampak ancaman terhadap gaya hidup dan resiko pekerjaan saya :

Stress dan Banyak Pikiran
Terlalu banyak pikiran dan stress yang terjadi dalam waktu lama, maka tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang akan menghambat pelepasan histamin dan respon peradangan untuk melawan zat asing. Sehingga, orang yang mengalami stres kronis akan lebih rentan untuk terkena penyakit, seperti influenza, flu biasa, atau penyakit infeksi lainnya. Stress juga akan berpengaruh buruk pada sistem saraf pusat dan sistem pencernaan.

Begadang
Kebiasaan yang tanpa sadar sangat membahayakan diri sendiri. Saat begadang, otak dipaksa untuk selalu bekerja tanpa istirahat, yang menyebabkan daya ingat pelupa dan tingkat berpikir menurun, dan juga konsentrasi melemah. Efek yang paling saya rasakan dari kebiasaan ini adalah menurunnya daya ingat. Rasanya seperti blank, saya sering sekali lupa akan suatu hal. Belum sampai di situ, begadang dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan penyakit jantung dengan resiko kematian dua kali lipat.

Kurang Konsumsi Sayur dan Buah
Keduanya sama-sama penting. Keduanya mengandung vitamin dan mineral, serta serat yang dibutuhkan tubuh setiap hari. Beberapa vitamin dan mineral penting yang terkandung dalam sayur dan buah adalah vitamin A, vitamin C, vitamin E, magnesium, seng, kalium, fosfor, dan asam folat. Kurangnya konsumsi sayur dan buah bisa menyebabkan penyakit jantung, diabetes, stroke, dan penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan.

Kurang Gerak
Ibarat motor, kalau jarang digerakkan akan rusak karena banyak komponen-komponen yang aus. Begitupula yang terjadi pada tubuh. Berdasarkan hasil dari penelitian yang sudah di laporkan pada American Journal of Preventive Medicine tahun 2013 menyebutkan bahwa salah satu dampak dari kurangnya berolahraga adalah depresi dan mood tidak stabil. Kurang olahraga juga menyebabkan tekanan darah tidak terkontrol, yang beresiko terkena penyakit jantung.

Polusi Udara
Profesi yang sedang saya jalani sekarang harus serba mobile. Bertemu dengan client, mencari konten, meliput acara-acara yang bahkan dari satu kota ke kota lain, tentu menguras tenaga yang besar. Belum lagi, saya berkendara dengan motor atau dengan kendaraan umum, dengan resiko : polusi udara.

Polusi udara jahat meliputi pembakaran bahan bakar fosil (asap kendaraan dan pabrik), gas berbahaya (sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida), dan asap rokok bersebaran di luar sana. Resiko menghirup partikel jahat ini seperti gejala gangguan pernapasan, seperti iritasi saluran napas, batuk, kesulitan bernafas bahkan serangan jantung.

***

Bulu kuduk saya bergidik membayangkan racun-racun itu hinggap di tubuh saya dan perlahan saling menggerogoti. Lantas, apa saya diam saja menyaksikan itu? Tentu saja tidak. Karena saya tetap ingin hidup bebas dan sehat. Sedikit demi sedikit, saya merubah gaya hidup saya. Membasmi habis semua racun yang ada di kehidupan saya. Hingga saatnya tiba, saya bisa tersenyum lepas dan menikmati hidup tanpa racun itu.

***


Pernahkah kamu ingin melakukan sesuatu tapi bingung memulai darimana? You're not alone. Sampai-sampai, saya pusing sendiri harus melakukan apa saking banyaknya target-target yang harus dicapai.

Sampai akhirnya, saya membuat list bernama "little things to do". Saya tidak ingin lama-lama berkutat dengan target-target besar yang malah membuat saya semakin pusing. Toh, sesuatu yang besar berawal dari hal-hal kecil. Kira-kira seperti inilah isinya :


#Little One - Olahraga
Setiap hari minggu saya berenang, sementara setiap sore bersepeda keliling kompleks. Meskipun jaraknya dekat, saya tetap usahakan selalu rutin. Saya juga membiasakan berjalan kaki bila memungkinkan. Semua aktifitas fisik ini membuat tubuh jauh lebih berstamina dari sebelumnya. Tidur pun lebih nyenyak dan jarang insomnia.


#Little Two - Mencari Hobi Baru
Akhir-akhir ini saya suka sekali menanam pohon dan memelihara hewan. Dua hal ini jadi aktifitas favorit di sela-sela waktu luang saya. Ada kesenangan saat menyiram benih-benih pohon tomat dan mengamati tiap pertumbuhannya. Berlaku juga untuk ikan peliharaan saya, memberi makan serta merangkai aquascape sedemikian rupa.

Hasilnya, saya jauh lebih produktif dan menjadi lebih happy. Hal-hal kecil seperti ini juga berpengaruh besar untuk lingkungan sekitar. Suasana rumah menjadi lebih asri dan udara menjadi bersih.


#Little Three - Detoks Sosial Media
Seperti yang sudah saya ceritakan di awal, saya memutuskan untuk puasa sosial media selama satu minggu penuh. Awalnya sangat susah. Setiap saat tangan saya refleks memegang smartphone, mencari-cari logo aplikasi sosial media. Hari-hari berikutnya, saya sudah melupakan urusan sosial media sejenak. Pikiran saya menjadi tenang.

Sosial media ibarat dua sisi mata pisau. Di balik sisi negatif, banyak juga manfaat yang bisa saya ambil. Setelah detoks sosial media selesai, saya tetap menggunakan sosial media namun dengan membatasi betul timeline saya. Saya menyaring akun-akun yang masuk kategori "toxic". Saya membatasi juga durasi membuka sosial media selama satu jam selama satu hari.

Juga, saya lebih hati-hati dalam berkomentar atau memposting sesuatu. Harus dipikir terlebih dahulu. Saya sudah mencoba, dan kesehatan mental saya merasa jauh lebih baik sekarang.

#Little Four - Perlindungan
Ketika mengendarai motor, saya selalu memakai perlindungan lengkap seperti jaket tebal, masker penutup hidung dan sarung tangan. Dengan cara ini bisa mencegah dari polusi udara, radikal bebas dan partikel-partikel jahat lainnya yang ada di jalanan.


#Little Five - Pola Makan
Sekarang saya mulai mengatur pola makan; pukul berapa harus makan dan menambah porsi sayur dan buah lebih banyak setiap makan. Sayur dan buah mengandung banyak vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Kalau kurang? Resikonya bakal banyak penyakit masuk ke tubuh.

Kadang, karena saya sibuk dengan pekerjaan atau dengan aktifitas, saya selalu lupa untuk mengkonsumsi sayur dan buah. Sampai akhirnya saya kenal dengan Natsbee, minuman penuh dengan kebaikan alam.


***



Terik matahari siang itu panasnya seperti menusuk kulit. Kaki ini baru saja menginjak di kota Jogjakarta, setelah berpuluh-puluh kilometer menyetir motor dari Semarang. Tuntutan profesi selalu membuat diri ini siap siaga untuk berpindah dari satu kota ke kota lain.

Saya menyeka peluh keringat yang mulai berjatuhan. Sembari duduk istriahat di bawah pohon rindang di pinggir jalan kota Jogjakarta, saya sibuk membuka tas ransel dan merogoh sesuatu, mencari-cari botol kemasan bernama Natsbee.

Inilah little things to do terakhir saya : NATSBEE Honey Lemon. Minuman kombinasi madu dan lemon dalam kemasan botol ini sanggup menyegarkan tubuh seketika. Ini dia jagoan saya, sahabat yang selalu bertengger manis di dalam tas menemani aktifitas kemanapun saya pergi. Siapa sangka, di balik minuman ini tersimpan kebaikan alami yang baik buat tubuh.

Di dalam Natsbee Honey Lemon mengandung vitamin C dan terbuat dari perpaduan madu dan lemon asli. Minuman Madu lemon ini punya khasiat mampu mengikat zat-zat berbahaya dan racun di dalam tubuh lalu dibuang. Selain itu masih banyak kebaikan alami dari madu dan lemon, simak infografis berikut ini :


Selain itu, kelebihan lain yang ada di Natsbee Honey Lemon adalah setiap satu botol kemasan (250 ml) mengandung 110 kalori energi, tanpa adanya lemak dan lemak jenuh. Kemudian ada Natrium sebanyak 20 gram yang baik untuk tubuh. Natrium mempunyai banyak manfaat, salah satunya antioksidan alami yang dapat mencegah toksin akibat radikal bebas serta menyeimbangkan Ion dan pH dalam tubuh.

Awalnya, ketika pertama kali mencoba Natsbee Honey Lemon, saya mengira rasanya bakal manis seperti minuman-minuman lainnya. Nyatanya, perpaduan rasa manis madu digabung rasa asam lemon jadi satu kombinasi rasa yang enak dan segar! Porsi manis dan asamnya pas. Rasa Natsbee Honey Lemon ini cocok bagi lidah saya. :D


***


Suasana Malioboro Jogjakarta malam itu sangat menyenangkan; langit dengan bulan yang cerah, suara alunan angklung dari pemusik jalanan terdengar kompak, dan lalu lalang orang-orang berjalan dengan senyum merekah. Salah satunya di suatu sudut sana, terlihat seorang pria muda yang sedang lahap memakan gudeg dengan semangat, setelah seharian mengerjakan tugasnya. Tiba-tiba smartphone dia berbunyi. Ada telepon masuk.

"Selamat siang, apakah Bapak besok bisa datang acara di Magelang?"

Saya menyanggupi tawaran tersebut dengan riang. Sesegera saya kembali ke hotel dan mengepak barang-barang saya untuk berangkat besok pagi-pagi. Tidak lupa saya memasukkan sebotol Natsbee Honey Lemon ke dalam ransel, dan saya siap menjalankan aktifitas saya!

Karena racun itu bermula dari diri sendiri, dan racun itu bisa menyerang orang lain. Saya memilih untuk tidak menjadi racun itu dan menjauhkan diri jauh-jauh dari racun-racun tersebut. Ini saatnya saya melangkah #AsikTanpaToxic.

A post shared by DIKO 😎 (@handikoo) on

Referensi :
https://hellosehat.com
https://Wikipedia.com

26 komentar

  1. kamu terobsesi sama lagunya via vallen ya mas? tetap fokus satu titik, hanya itu titik itu. hihi *efek banyak kata2 ((titik itu)) :D :)) piss mas..

    overall, ternyata kebiasaan kita hampir sama mas. Serius jadi merinding aku :(.. makasih ya mas, tulisannya bermanfaat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dong mas biar fokus satu titik hanya itu titik itu terus fokus kita kejar dan raih bintang yo yo ayo yo ayo yo yo ayo

      Ubah kebiasaan dari hal kecil dulu mas. Terimakasih udah mampir :)

      Hapus
  2. wah dadi pengen renang ki wes suwe gak renang

    BalasHapus
  3. VIdeonya kok ga dimasukkin nih? Padahal keren. Tapi btw, selalu last minutes ya hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udaaaah di paling bawah. Tadi lagi loading mungkin, soalnya embedded di blogku agak eror
      Enggak last minutes juga aslinya, dikerjain jauh hari. Tapi baru inget deadlinenya hari ini :D

      Hapus
  4. kece badai kang langsung minder *lah emang ikutan* wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih mbak hehehe. Loh kok ga ikut padahal banyak yg ikutt

      Hapus
  5. Wew.. Gaya tulisannya inovatif banget nih... Bisa sampe sedalem itu makna tulisannya, plus pinter banget nyambung2in per bagian tulisannya, padahal normalnya gak terlalu nyambung topik per bagiannya.. Hebat-hebat! Prok! Prok!

    BalasHapus
  6. Iya emang sekarang tuh kolom komentar itu racun banget, banyak kata2 kasar suka sedih bacanya. sosmed emang kadang ada negatifnya gitu sih, lama2 kaya racun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya banyak racun di sekitar kita yang ngga kita sadari, salah satunya ya sosmed ini. Pinter pinter manage ajaa

      Hapus
  7. Aku pengen bisa detox sosmed tapi blm bisa, masih suka stalking akun lambe2 hahaha.
    Aku masih usaha banget nih buat rutin olahraga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayooo mbak semangat manage sosmed sama olahraga biar ngga keracunan hihi

      Hapus
  8. Dikooooo.... Tulisan yang inspiring banget nget nget... Terima kasih telah mengingatkan pada OR yaaa, lama banget rasanya nggak OR sehingga badan makin ga karuan stamina serta bentuknya.

    BalasHapus
  9. Ya banget nih, semakin sering kita baca komentar netizen pengaruh buruk mulai merasuk thanks inspiratif nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa kalau bisa jauhi hal-hal toxic seperti ituu. Terimakasih sudah berkunjung :)

      Hapus
  10. Berarti moodku tidak stabil karena jarang olahraga hoho...

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, link hidup akan dihapus. Terimakasih sudah membaca :)