Semarang Rawan Begal?


Kejahatan terjadi karena adanya kesempatan, lalu muncul sebuah niat. Begitu pula yang terjadi dengan kejahatan begal. Saya pribadi ketika berkendara sendirian di jalanan sepi, bukan takut karena bakal melihat hantu dan sebangsanya, melainkan takut dicegat komplotan begal. Kalo boleh memilih, mending saya dicegat pocong, daripada dicegat orang asing yang bawa golok; saya masih cinta nyawa saya.

Mari kita bicarakan tentang kasus begal di kota tercinta saya, Semarang. Meskipun kota ini terlihat aman sentosa dan masuk ke dalam list 10 kota teraman di Indonesia (dari yang pernah saya baca di twitter namun lupa sumbernya), nyatanya masih ada juga kejahatan begal. Sudah pernah dengar kasus dua pelajar membegal dan gorok leher driver Go-Car? 


Sangat disayangkan pelaku kejahatan begal masih dibawah 17 tahun, pun masih mengenyam pendidikan menengah atas. Dari sini bisa disimpulkan : kriminalitas tidak memandang usia. Namun, hanya karena pelaku masih dibawah umur, bukan berarti bisa dibebaskan. Harus dihukum, sesuai dengan aturan dan tidak main hakim sendiri. 

Begitulah pendapat saya, yang langsung dipatahkan dengan perkataan Bapak Kapolrestabes Semarang yang beberapa hari ini sempat viral di berbagai sosial media. Beliau berkata kurang lebih seperti ini,

Saya halalkan bagi masyarakat semarang apabila menemukan pelaku-pelaku seperti ini (pelaku-pelaku begal) untuk dihakimi secara massa. Saya tegaskan kembali, saya halalkan untuk dihakimi secara massa.

Bagaimana mungkin, Ketua Polrestabes bisa berbicara seperti itu? Apakah saya tidak salah dengar? pertanyaan itu memunculkan tanda tanya besar di benak saya, yang saya yakin netizen juga berpikiran yang sama saat mendengar perkataan beliau di suatu acara pers kemarin.


Sebuah Empati

Pertanyaan tersebut terjawab, ketika saya diundang dalam acara Silaturahmi Kamtibmas Kapolrestabes Semarang bersama Media, Blogger, dan Komunitas se- Kota Semarang beberapa hari lalu. Dalam acara ini, hadir Pak Abiyoso Seno Aji selaku Kapolrestabes Semarang yang membuka diskusi tentang maraknya begal di Semarang. Sebagai seorang Kapolrestabes, beliau merasa yang paling bertanggung jawab dengan keresahan ini.


Beliau mencurahkan perasaannya, bahwa beliau berempat pada korban begal dan kasus geng motor yang akhir-akhir ini kembali muncul di masyarakat. Ketika beliau mengatakan seperti itu, saya menjadi paham mengapa beliau mengucapkan pernyataan yang sempat viral kemarin. Ya, itu semata karena empati kepada korban begal. 

Beliau menegaskan kembali, pelaku begal harus dihukum sesuai aturan dan tidak main hakim sendiri. Memang, menghajar mereka dengan menendang, memukul bahkan sampai merenggut nyawa pelaku begal itu terasa menyenangkan karena perasaan dendam. Tapi percayalah, biarkan hukum dan jeruji besi yang menanganinya pun membuat jera.

Sebuah Aksi

Begal jangan didiamkan, harus segera dibasmi. Untuk itu Kapolrestabes Semarang dan jajarannya berkomitmen mengurangi angka kriminalitas dan menindak tegas aksi begal. Salah satu aksi nyatanya adalah, dengan membentuk tim elang sebagai patroli malam hari. Beliau juga akan menambah fasilitas CCTV di setiap sudut kota, agar dapat memonitor tindakan yang mencurigakan. Ini masih sekadar janji, yang saya harap bakal segera diwujudkan.

Sudah ada unit Polrestabes, bukan berarti kita hanya duduk dan mengandalkan mereka saja. Kita, masyarakat, bisa ikut andil dalam memberantas begal dengan menghubungi call center polrestabes 1500092 jika terjadi indikasi gangguan keamanan.

Lalu, apa saja sih tips-tips yang perlu kita lakukan apabila ada begal?
  1. Hindari mengenakan aksesoris yang mencolok. Seperti yang saya bilang dari awal, kejahatan muncul karena ada kesempatan dan niat. Apabila kita terlalu showing off, akan memancing mereka untuk membegal. Bila memakai tas slempang, taruh posisi di depan atau di jok motor.
  2. Ketika kamu dicegat atau dikejar komplotan begal, jangan panik. Pertama, teriaklah sekencangnya lalu cari tempat yang sekiranya ada orang yang masih terjaga.
  3. Bersikap preventif, seperti halnya mencegah daripada mengobati, ada baiknya hindari berkendara di jalanan sepi dan rawan begal.
  4. Terakhir, apabila kamu sudah ditodong begal, serahkan apa yang mereka mau. Ingat, motor atau handphone bisa dibeli lagi, namun nyawa tidak. Pasca begal, laporkan segera ke call center Polrestabes 1500092. Tenang, sebagian besar kasus begal di Semarang telah berhasil ditangani, pelaku telah ditemukan.
Semarang memang belum dinyatakan darurat begal, namun bukan berarti kita menutup mata akan hal-hal seperti ini. Kejahatan begal tidak bisa diprediksi, bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Itulah, pentingnya kita bersikap aware terhadap lingkungan sekitar.


3 komentar

  1. Kalo aku naek motor sendirian nggak mau ketemu geng begal ato pocong, mau nya dicegat cowok cakep *eh

    BalasHapus
  2. Pengen dibegal, tapi begal hatinya ajaa bisa nggak ya kak

    BalasHapus
  3. Ngeri emang kalo dengar kabar begal yang ngawur ambil nyawa orang :(

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, link hidup akan dihapus. Terimakasih sudah membaca :)