Tentang Sahabat, Kado Terbaik, sampai Keliling Dunia

"Bro, kalo besok kita udah punya keluarga sendiri-sendiri, lu jangan lupain gue"

"Ah elah, ngapain inget lu?"

Begitulah candaan kami ketika berada di pantai Gunungkidul, Jogjakarta, sembari menunggu matahari terbenam. Sudah berulang kali kami pergi travelling mencoba hal-hal baru. Seperti saat itu, melihat sunset untuk pertama kalinya dalam hidup kami. Sudah berkali-kali pula kami gila bersama, tertawa, bersedih pun perasaan campur aduk lainnya yang selalu hadir ketika kita nekat travelling berdua.

Mimpi kami sama : Keliling dunia. Dunia terlalu luas, sementara kami masih disini saja dan stuck di tempat yang sama. Kami ingin mencari sesuatu yang baru, sesuatu yang suatu hari akan menjadi cerita anak cucu kami, atau bahkan menjadi bahan obrolan ketika kami berdua telah menginjak usia tua dan mengingat-ingat kembali masa muda kejayaan kami.

Selalu dibilang kembar, begitulah kami. Nama kita berdua hampir sama, Diko dan dia Koko. Setiap teman kami memanggil "Ko" maka kepala kita berdua serentak menengok bersamaan. Berawal dari blogger, aku mengenal manusia kutu-kupret ini. Dia pernah menemukan sosial media ku ketika tak sengaja sedang browsing di internet. Kemudian dia bertanya-tanya tentang blog, sampai waktu berjalan, kami sudah hampir 3 tahun saling mengenal.

Pernah dengar, semesta selalu menghadirkan orang-orang terdekat kita dengan cara yang kadang aneh? Begitulah awal kita berjumpa.

Dikutip dari dialog Patrik saat berbicara dengan Spongebob di kartun Spongebob Squarepants

Percayalah, meski kita berdua sering melontarkan kata-kata kasar maupun segala macam nama binatang saat kita ngobrol, tidak ada sedikitpun yang namanya dendam maupun sakit hati diantara kami. Kami saling mendukung, saling support, saling mengerti, kemudian saling melakukan hal-hal gila bersama. Kasih sayang bukan semata tentang gender, maupun ikatan keluarga. Sahabatku ini sudah ku anggap layaknya saudara sendiri.


Dua Sahabat, Satu Mimpi

Kalau misal kamu nguping obrolan kita saat nongkrong, setengah obrolan berisi tentang destinasi-destinasi yang ingin kita kunjungi, lengkap dengan cerita menggebu-gebu tentang kisah, budaya sampai orang-orang cantik di tempat itu. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada duduk dengan orang yang mempunyai keinginan gila sepertimu. Setuju, nggak?

Bahkan sampai pengennya kami travelling keluar negeri, kami sampai membuat itinerary-itinerary-an, begitu kami menyebutnya. Itinerary ini lengkap sekali, dari nama tempat, budget, transportasi serta lokasi, semua ada. Setelah selesai, kita bakal membaca ulang kemudian saling tertawa, tertawa bahagia karena kami punya mimpi yang menyenangkan.

Karena budget kita berdua tidak cukup untuk keluar negeri, kami biasanya melancong ke tempat-tempat terdekat. Caranya pun berbeda-beda, ada yang sewa mobil (Iya, cuma berdua aja), sewa motor sampai naik bis dan becak. Prinsip kami, harus ngerasain cara yang berbeda-beda, biar ada cerita menarik di dalamnya. Biar nggak gitu-gitu terus.

Pernah, kami berdua pergi selama seminggu ke Solo dengan budget yang amat-teramat mengenaskan, makan tiap hari di warteg dengan budget goceng lebih dua ribu sekali makan satu orang, sampai mbak-mbak warteg hapal kita. Pernah juga, 4 hari melancong ke jogja, bawa mobil, makan resto yang enak-enak, pulang-pulang kami bokek mendadak. Semua bikin hepi, karena memang kita traveling dibawa hepi. Berapapun uang yang kita bawa, kita tetep hepi.

That moment, ketika kamu ngerasain hepi dan bahagia karena sudah menemukan sahabat dekat yang tahu segalanya tentang kita, persamaan mimpi bahkan saling mendukung, disitulah momen bahagia yang sebenarnya. I'm lucky to know you, bro!

Ashma dan Alergi Dingin

Dia terlihat biasa saja dari luar, namun ketika malam hari datang dengan cuaca yang dingin, dia berubah menjadi seseorang dengan paru-paru yang kesakitan. Dia mengidap ashma semenjak umur 3 tahun, dan semenjak itu selalu membawa inhaler khusus kemana-mana.

Pernah suatu hari, kami pergi menjelajahi daerah kabupaten Semarang, Ungaran, yang terkenal dengan hawa yang dingin. Saat sampai puncak, angin dingin menusuk kulit kami, kemudian dia kumat. Dia seperti orang yang kehilangan kontrol, sulit bernapas dan susah payah menghirup udara. Sontak, aku langsung kaget karena pertama kali melihat dia seperti ini, dan tidak pernah tahu dia punya ashma. Sejak itu, dia bercerita panjang lebar tentang kesakitan yang dia alami, sementara aku dengan perasaan terpukul mendengarnya.

Namun, satu hal yang paling aku suka adalah : semangatnya. Dia tidak pernah mengeluh, juga tidak ingin dikasihani. Dia tetap ingin travelling kemanapun, walaupun cuaca tidak mendukung tubuhnya. Dia yakin, tidak ada yang bisa menghentikan mimpinya. Melihat semangatnya yang luar biasa, aku sebagai sahabatnya menjadi termotivasi untuk mewujudkan mimpi kita bersama, keliling dunia! We are unstopable, right, buddy?

Kado Terbaik

Ingin sekali, suatu hari nanti bisa memberikan satu kado terbaik, yang bisa membuatnya menjadi lebih baik. Sampai akhirnya aku menemukan satu barang yang cocok sekali untuknya. Kado terbaik tersebut adalah :

Sepeda. Karena dia menderita ashma, dia butuh olahraga yang dapat menyehatkan paru-parunya. Dengan segala aktifitas kuliah serta tugas-tugasnya yang padat, bermain sepeda di sela-sela kesibukannya ini bakal cocok untuk membuat tubuhnya menjadi lebih sehat. Sebagai informasi, olahraga yang paling tepat untuk penderita ashma salah satunya dengan bersepeda. 

Sepeda untuk sahabatku ini harus yang paling keren. Dengan desain warna biru kesukaannya serta body yang kokoh, pilihan sepeda ini paling tepat untuknya! Sepeda ini bisa dibeli di Elevenia dengan potongan harga yang sangat menggiurkan. Bro, pokoknya lu harus olahraga! Walaupun lu nggak mau tetep gue paksa, biar sehat!

Pesan untuk Sahabat

Bro, ketika lu baca pesan ini, jangan pernah sekalipun berniat melupakan mimpi yang kita rancang bareng-bareng. Bisa nggak sih, kita nggak usah tumbuh tua? Biar kita segini-gini aja terus dan bisa ngelakuin hal-hal gila barengan? Hahaha. Tapi yah, kita nggak bisa menolak waktu, dan kita bakal memikul tanggung jawab yang lebih besar kedepannya. Kita bakal dan pasti akan berpisah, entah karena salah satu dari kita sudah ada yang menikah ataupun faktor lain. Tapi ingat, aku nggak akan pernah melupakan persahabatan kita, sampai kapanpun.

Tentang memori yang sudah kita buat sampai sekarang, terimakasih telah sudi menggila bersama, terimakasih sudah mendukung maupun memberi saran-saran yang berguna. Tenang saja, memori kita tersimpan rapi di kotak kenangan, dengan label "Sahabat Terbaik". 

Dan bila nanti kita jauh, terpaut jarak yang tak memungkinkan bertemu, hubungi semua kontakku yang dapat kamu hubungi. Dengan sukarela, akan kusisihkan waktuku untukmu. Ketika kamu merindukan momen itu, ingatkah lagu kesukaan kita, "Jika tua nanti kita telah hidup masing-masing, ingatlah hari ini".

Terus, masih semangat kan bro buat ngejar mimpi kita? Ayok, kita obrolin, mau kemana dulu nih? Bali? Thailand? Jepang? Anyway, kita punya uang nggak sih buat jalan-jalan? hahahaha. Uang dipikir nanti, yang penting punya mimpi dulu kan, bro? :)