Riddle Story #1 - Melukis Merah



Perkenalkan, namaku Reymond. Aku tinggal di sebuah apartemen kecil di daerah yang jauh dari keramaian-aku sengaja memilih tempat ini karena tempat ini sangat menenangkan pikiranku. aku benci keramaian, karena hanya membuat kepalaku pusing!

Hanya satu hal yang membuat pikiranku terusik; sebuah rumor konyol tentang apartemen ini. Setiap bulan selalu saja ada satu orang yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Orang bilang apartemen ini memiliki roh penunggu yang akan memakan manusia setiap satu bulan sekali. Hei! aku tidak percaya dengan hal bodoh seperti itu! Bagaimanapun juga, rumor ini selalu mengganggu pikiranku, serta hobiku selama ini.

Berbicara mengenai hobi, aku sangat suka melukis, bahkan lebih dari apa yang kau bayangkan. Bagiku, melukis adalah sebagian dari hidupku. Ketika melukis, aku merasakan tubuhku seperti terhempas ke dalam duniaku sendiri; bebas dan menyenangkan. Melukis seperti oksigen, aku bisa mati tanpanya. Bahkan, aku memiliki sebuah ruangan kecil yang berisi semua peralatan melukis serta kaleng-kaleng berbagai warna terutama warna merah. aku sangat suka warna merah! karena warna merah sangat murah dan mudah untuk didapatkan, kau tau kan kehidupan orang perantau seperti diriku ini, harga adalah segala-galanya! hahaha.

--

     "Rey, kamu ada di dalam nggak?"

     "Rey?"

Teriak Sarah, tetangga sebelah apartemenku mengetok-ketok pintu apartemenku dengan keras. Aku sedang asyik merapikan kaleng-kaleng cat yang hendak kupakai, terutama satu kaleng baru yang telah kucampur dengan sedikit tepung vanilla agar aromanya tidak terlalu menyengat. Segera aku mencuci tanganku dan berjalan dengan malas menuju pintu. Sarah sudah menunggu dengan eksrepsi kesal.

     "Kok lama banget sih, abis ngapain sih?"

     "Emang kenapa sih? aku lagi mau ngelukis nih" jawabku seadanya.

     "Kamu sih ngelukis melulu, kamu pasti nggak tau ya? kemarin malam tetangga kita yang di ujung apartemen sana tiba-tiba menghilang! ngeri banget kan? Ibu apartemen udah ngelaporin kasus ini ke polisi, tapi menurutku kasus ini bakal ditutup lagi karena nggak ada jejaknya! duh, mulai minggu depan aku mau pindah aja deh, takut dimakan hantu!"

     "Oh ya?" jawabku dengan tampang seolah mendengar hal yang biasa. Tak lama lagi, rumor tentang penunggu hantu yang mencari tumbal bakal tersebar kemana-mana. Mengapa sih mereka sangat berisik? mereka tidak tahu apa-apa! batinku kesal mengingat rumor bodoh itu.

Jadi kuputuskan untuk kembali ke apartemenku dan meninggalkan Sarah yang menggerutu kesal karena merasa tidak didengarkan. Masa bodoh! yang kubutuhkan sekarang hanya kuas, kanvas dan cat baruku ini.


--


Aku mencelupkan kuasku ke dalam kaleng cat. Jemariku dengan lihai menari-nari di atas kanvas putih dan membuat sebuah objek sesuai imajinasiku. Aku sangat menyukai objek ini, bahkan sebagian besar hasil lukisanku menggambarkan objek ini. Walaupun tidak ada orang yang pernah melihat semua hasil lukisanku, namun aku merasa puas dengan apa yang telah aku lukis.

Pintu apartemenku perlahan terbuka dan seseorang masuk membelakangi diriku. Aku tersontak kaget melihat Sarah berdiri dibelakangku dengan ekspresi aneh. Sial, aku lupa mengunci pintu apartemenku! aku paling benci bila seseorang datang ke dalam apartemenku!

Sarah melihatku lalu melihat lukisanku dengan tatapan penuh ketakutan. Aku menjelaskan kepadanya dengan penuh arti, bahwa gambar tengkorak ini hanyalah objek imajinasiku saja dan warna merah adalah warna kesukaanku. Lalu matanya menatap seisi ruangan apartemenku dan terkejut melihat ruangan tertutup dengan genangan aneh di bawahnya. Aku menjelaskan kepadanya bahwa kaleng catnya sempat terjatuh dan menggenang ke seluruh lantai.

Dia juga sempat menanyakan aroma menyengat apa ini. Detik itu juga, aku sudah sangat marah karena dia menggangguku saat melukis. Tebak apa yang aku dapatkan hari ini? Aku mendapat satu kaleng penuh cat berwarna merah lagi! sungguh menyenangkan!

5 komentar

Silahkan berkomentar, link hidup akan dihapus. Terimakasih sudah membaca :)