Halo, Namaku Putih



Halo, namaku Putih.

Aku memutuskan untuk keluar dari sangkarku, mencari udara segar setelah sekian lama penat masih membayang.

Aku menyusuri jalan setapak diantara pohon elk yang berjajar di sepanjang jalan. Embun pagi masih terasa segar, kicauan burung bersautan membentuk sebuah irama pagi yang menyenangkan. aku tersenyum untuk pagi ini.

Dari arah berlawanan arah, seseorang berjalan kearahku, sosok yang tak asing bagiku, Hitam. Aku benci dia, aku benci bagaimana dia berjalan, aku benci tatapan matanya yang seolah ingin memakanmu hidup-hidup, aku benci bajunya yang lusuh-berantakan kemana-mana, aku benci rambutnya yang tak terawat, seolah hidup terlalu berat hanya untuk menata rambutnya saja.

Namun, hati berkata lain. Ada getaran yang tak bisa kuungkapkan; begitu damai dan tenang ketika tatapanku bertemu dengan matanya yang biru, ingin rasanya untuk berada selalu didekatnya.

Kuputuskan untuk beranjak pergi tanpa menghiraukannya. sudah kesekian kali aku bertemu dengannya, rasa itu semakin masih ada-makin membesar, sementara benci semakin mengecil. Alangkah lucunya, ketika rasa cinta mengalahkan rasa benci.

Aku terus berjalan, bersama dengan pikiran dan hatiku yang terus berjalan dalam bayangannya.

Tidak ada komentar

Silahkan berkomentar, link hidup akan dihapus. Terimakasih sudah membaca :)