Demi Hujan, Maukah Kau Berkorban?

  

01:23 AM, Sudah kukatakan, aku masih hitam.

Aku masih belum mengerti sepenuhnya arti makna "Pengorbanan".
 
Ketika kau rela meluangkan waktumu demi orang lain?
Ketika kau rela membagi hatimu dan perasaanmu dengannya?
Ketika kau rela melantunkan setiap bait doamu untuk mengucap namanya?
Bahkan, ketika kau rela melepaskan separuh hidupmu untuk dirinya?

Lalu dia akan melepaskanmu, dan kau akan merasa sakit dibuatnya. memutuskan untuk memendam kenangan tersebut, lalu bertindak seolah tidak terjadi apa-apa.
 
Pernah suatu ketika saat hujan rintik, aku berjalan menyusuri jalan setapak tepat berada di sebelah pekarangan rumahku. aku memutuskan untuk berjalan, tanpa payung. aku sedang ingin bermesraan dengan hujan saja, batinku ketika hariku terasa asam di pagi hari.
 
Aku bertemu hitam, tepat pukul 02.02 di ujung jalan sana. dia juga sedang menikmati hujan-seolah beban di pundaknya hilang dalam sekejap. Entah apa yang akan dia rencanakan. Aku bertanya apa yang kau lakukan disini kepadanya. Dia hanya memandang lurus kedepan, tanpa menoleh bahkan melihatku sekalipun. disaat itulah, titik merahku meluap mencapai titik puncak.
 
"Hei! kau seharusnya menghormati siapa yang sedang bicara, aku ini tuanmu!"
 
Hujan semakin deras, orang - orang berlari cepat mencari tempat teduh. Namun dia, masih tetap berdiri diatas jalanan kumuh itu. Aku masih berdiri kira-kira dua puluh sentimeter darinya, dengan perasaan campur aduk; antara marah, kesal dan penasaran menjadi satu, terlalu aneh untuk dijelaskan dengan kata.
 
Satu hal yang aku tahu; tatapan matanya begitu dalam dan gelap, menerawang setiap rintik hujan dengan seksama. Dia menatap lurus, kearah tepat dimana aku seharusnya berada, di ujung sana. samar-samar, dia berkata kepadaku dengan lirih
 
"Aku sedang menjaga putih-mu. Aku tahu suatu saat kau akan kembali padanya, setidaknya aku telah membantumu, walaupun aku akan menghilang nantinya. Aku tahu aku akan menggores lukaku semakin dalam. Namun, setidaknya aku masih mempunyai kenanganmu"

Aku terdiam seribu kata. begitupun Hujan.

01:23 AM, Sudah kukatakan, aku masih Hitam.

Aku masih belum mengerti sepenuhnya arti makna "Pengorbanan".

    Ketika kau rela meluangkan waktumu demi orang lain?
    Ketika kau rela membagi hatimu dan perasaanmu dengannya?
    Ketika kau rela melantunkan setiap bait doamu untuk mengucap namanya?
    Bahkan, ketika kau rela melepaskan separuh hidupmu untuk dirinya?

lalu dia akan melepaskanmu, dan kau akan merasa sakit dibuatnya. memutuskan untuk memendam kenangan tersebut, lalu bertindak seolah tidak terjadi apa-apa.

   Pernah suatu ketika saat hujan rintik, aku berjalan menyusuri jalan setapak tepat berada di sebelah pekarangan rumahku. aku memutuskan untuk berjalan, tanpa payung. aku sedang ingin bermesraan dengan hujan saja, batinku ketika hariku terasa asam di pagi hari.

   Aku bertemu Hitam, tepat pukul 02.02 di ujung jalan. dia juga sedang menikmati hujan, entah apa yang akan dia rencanakan. aku bertanya apa yang kau lakukan disini? dia hanya memandang lurus kedepan, tanpa menoleh bahkan melihatku sekalipun. disaat itulah, titik Merahku mencapai titik atas.

  "Hei! kau seharusnya menghormati siapa yang sedang bicara, aku ini Tuanmu!"

  Hujan semakin deras, orang - orang berlari cepat mencari tempat teduh. tapi dia, masih tetap berdiri diatas jalanan kumuh itu. aku masih berdiri 10 kaki darinya, dengan perasaan campur aduk, antara marah kesal dan juga penasaran.
 
   Satu hal yang aku tahu; tatapan matanya begitu dalam dan gelap. dia menatap lurus, kearah tepat dimana aku seharusnya berada, di ujung sana. dia berkata lirih

   "Aku sedang menjaga Putih-mu. Aku tau suatu saat kau akan kembali padanya, setidaknya aku telah membantumu. walaupun aku akan menghilang nantinya. aku tau aku akan menggores lukaku semakin dalam. namun, aku masih mempunyai kenanganmu"


  Aku terdiam seribu kata. begitupun Hujan. - See more at: http://black-over-white.blogspot.com/search?updated-max=2013-10-22T01:18:00-07:00&max-results=4&start=4&by-date=false#sthash.gXKYyeHB.dpuf
01:23 AM, Sudah kukatakan, aku masih Hitam.

Aku masih belum mengerti sepenuhnya arti makna "Pengorbanan".

    Ketika kau rela meluangkan waktumu demi orang lain?
    Ketika kau rela membagi hatimu dan perasaanmu dengannya?
    Ketika kau rela melantunkan setiap bait doamu untuk mengucap namanya?
    Bahkan, ketika kau rela melepaskan separuh hidupmu untuk dirinya?

lalu dia akan melepaskanmu, dan kau akan merasa sakit dibuatnya. memutuskan untuk memendam kenangan tersebut, lalu bertindak seolah tidak terjadi apa-apa.

   Pernah suatu ketika saat hujan rintik, aku berjalan menyusuri jalan setapak tepat berada di sebelah pekarangan rumahku. aku memutuskan untuk berjalan, tanpa payung. aku sedang ingin bermesraan dengan hujan saja, batinku ketika hariku terasa asam di pagi hari.

   Aku bertemu Hitam, tepat pukul 02.02 di ujung jalan. dia juga sedang menikmati hujan, entah apa yang akan dia rencanakan. aku bertanya apa yang kau lakukan disini? dia hanya memandang lurus kedepan, tanpa menoleh bahkan melihatku sekalipun. disaat itulah, titik Merahku mencapai titik atas.

  "Hei! kau seharusnya menghormati siapa yang sedang bicara, aku ini Tuanmu!"

  Hujan semakin deras, orang - orang berlari cepat mencari tempat teduh. tapi dia, masih tetap berdiri diatas jalanan kumuh itu. aku masih berdiri 10 kaki darinya, dengan perasaan campur aduk, antara marah kesal dan juga penasaran.
 
   Satu hal yang aku tahu; tatapan matanya begitu dalam dan gelap. dia menatap lurus, kearah tepat dimana aku seharusnya berada, di ujung sana. dia berkata lirih

   "Aku sedang menjaga Putih-mu. Aku tau suatu saat kau akan kembali padanya, setidaknya aku telah membantumu. walaupun aku akan menghilang nantinya. aku tau aku akan menggores lukaku semakin dalam. namun, aku masih mempunyai kenanganmu"


  Aku terdiam seribu kata. begitupun Hujan. - See more at: http://black-over-white.blogspot.com/search?updated-max=2013-10-22T01:18:00-07:00&max-results=4&start=4&by-date=false#sthash.gXKYyeHB.dpuf
01:23 AM, Sudah kukatakan, aku masih Hitam.

Aku masih belum mengerti sepenuhnya arti makna "Pengorbanan".

    Ketika kau rela meluangkan waktumu demi orang lain?
    Ketika kau rela membagi hatimu dan perasaanmu dengannya?
    Ketika kau rela melantunkan setiap bait doamu untuk mengucap namanya?
    Bahkan, ketika kau rela melepaskan separuh hidupmu untuk dirinya?

lalu dia akan melepaskanmu, dan kau akan merasa sakit dibuatnya. memutuskan untuk memendam kenangan tersebut, lalu bertindak seolah tidak terjadi apa-apa.

   Pernah suatu ketika saat hujan rintik, aku berjalan menyusuri jalan setapak tepat berada di sebelah pekarangan rumahku. aku memutuskan untuk berjalan, tanpa payung. aku sedang ingin bermesraan dengan hujan saja, batinku ketika hariku terasa asam di pagi hari.

   Aku bertemu Hitam, tepat pukul 02.02 di ujung jalan. dia juga sedang menikmati hujan, entah apa yang akan dia rencanakan. aku bertanya apa yang kau lakukan disini? dia hanya memandang lurus kedepan, tanpa menoleh bahkan melihatku sekalipun. disaat itulah, titik Merahku mencapai titik atas.

  "Hei! kau seharusnya menghormati siapa yang sedang bicara, aku ini Tuanmu!"

  Hujan semakin deras, orang - orang berlari cepat mencari tempat teduh. tapi dia, masih tetap berdiri diatas jalanan kumuh itu. aku masih berdiri 10 kaki darinya, dengan perasaan campur aduk, antara marah kesal dan juga penasaran.
 
   Satu hal yang aku tahu; tatapan matanya begitu dalam dan gelap. dia menatap lurus, kearah tepat dimana aku seharusnya berada, di ujung sana. dia berkata lirih

   "Aku sedang menjaga Putih-mu. Aku tau suatu saat kau akan kembali padanya, setidaknya aku telah membantumu. walaupun aku akan menghilang nantinya. aku tau aku akan menggores lukaku semakin dalam. namun, aku masih mempunyai kenanganmu"


  Aku terdiam seribu kata. begitupun Hujan. - See more at: http://black-over-white.blogspot.com/search?updated-max=2013-10-22T01:18:00-07:00&max-results=4&start=4&by-date=false#sthash.gXKYyeHB.dpuf

13 komentar

  1. Maaf tuan... aku tak sampai hati sampai menjadi putih ini haha...
    Nice blog bro!

    Komen juga ke:http://j-samudra.blogspot.com/2014/07/jurnal-papandayan.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. tak ada satupun putih yang memutih dan hitam yang menghitam..
      terimakasih bro, mari kita berteman :)

      Hapus
  2. aku pikir ini ceritanya mirirp mirip kayak punyaku yang phobia warna hitam. ternyata... hehe
    keren kok tapi serius.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe enggak kok, yang lomba giveaway itu yang ini = http://handikoo.blogspot.com/2014/08/dibalik-hitam.html
      terimakasih ^^

      Hapus
    2. wah kita bersaing, oke semoga beruntung :)

      Hapus
  3. pertama, sumpah, tampilan blog lo keren abis. mungkin benar, kita adalah putra yang tertukar. sini ajarin gue bikin tampilan blog yang keren gini.

    kedua, ending tulisan ini dalem. suka gue :D keren bangeeeet. lanjutkan coi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe matursuwun, cuma ditonjolin bagian desain aja kok pake corel draw + dreamweaver. ih masak disamain sama anak yang dilahirkan di dukun beranak dengan biaya 25.000 rupiah! *MASIH DIBAHAS

      okesip, suka bikin ginian kalo lagi suwung nih. doakan biar selalu suwung ya. #ThepowerOfsuwung

      Hapus
  4. Awak cowok merinding bacanya, apalagi cewek ahahahah
    Keren brader :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah awak davi bisa aja nih sampe merinding hehe. terimakasih bro :)

      Hapus

Silahkan berkomentar, link hidup akan dihapus. Terimakasih sudah membaca :)