Pengembaraan Menuju Surakarta, Berhujung Yogyakarta #PastiAdaOYO

Pagi buta di Semarang yang menyenangkan; sekelumit aroma petrichor tercium  di sudut kamar, sisa hujan semalam. Langit masih tampak gelap, orang rumah masih terlelap tidur di kamar masing-masing. Weekend memang waktu yang tepat untuk bermalas-malasan.


Akhir pekan itu saya sudah merencanakan liburan dengan teman. Sebuah pengembaraan menuju Surakarta, berhujung Yogyakarta. Liburan singkat, namun tepat untuk meredakan penat di kepala tentang pekerjaan dan tetek bengeknya.

Jam dinding menunjukkan pukul 6 pagi. Sinar sang Surya menyingsing, diikuti suara decitan wajan yang beradu dengan centong dari arah dapur. Ibu sudah bangun, pun langsung memasak sarapan spesial untuk anaknya yang sebentar lagi berangkat ; sepiring nasi putih dengan telur mata sapi dan sosis goreng, serta secangkir teh hangat disebelahnya.

Pukul 7 pagi, teman saya datang ke rumah.  Rencana liburan ini memang hanya untuk 2 orang saja. Selain hemat cuan, juga efisien dalam hal transportasi : naik motor. Setelah perut kami terisi dengan baik, kami pamit berangkat menembus berpuluh-puluh kilometer dengan motor menuju Surakarta. Teman saya bilang, ini adalah piknik tipis-tipis!




MUSEUM TUMURUN PRIVATE SOLO
Pukul 10 pagi, kami tiba di Surakarta. Lelah selama berkendara motor seperti lenyap seketika saat menyaksikan pemandangan gunung Merapi di Boyolali dan hawa sejuk di Salatiga selama perjalanan. Meskipun sudah sarapan, namun kami tak bisa mengelak oleh Soto Mbok Giyem di Boyolali yang tersohor itu. Sayang sekali tidak sempat mengabadikan foto di sini, sudah habis terlahap tak bersisa.

Setibanya di destinasi pertama yaitu Museum Tumurun Private Solo, kami langsung konfirmasi kehadiran. Museum ini tidak bisa didatangi dadakan, harus reservasi jauh-jauh hari sebelumnya melalui website maupun DM whatsapp. Satu hal yang saya sukai adalah konsep kuota. Setiap satu sesi kunjungan sudah ditentukan kuota pengunjung dengan diberi waktu sekitar 60 menit. Rasanya lebih “private” dengan karya di museum  tanpa berdesakan.

Saya takjub memasuki museum ini.


Bangunan berwarna putih bergaya futuristik terkesan apik dengan memadukan unsur minimalis. Sistem pencahayaan, alunan musik serta perabotan ditata sedemikian rupa, menciptakan sebuah pemandangan indah, dengan citarasa seni yang tinggi. Museum terdiri dari 2 lantai : lantai dasar berisi koleksi contemporary art, lantai atas berisi koleksi modern art.

Setiap langkah adalah kejutan, menilik koleksi karya seni dari seniman-seniman bertalenta seperti Heri Dono, Eddie Hara, Entang Wiharso dan lainnya. Dalam hati berbungah bahagia, menyaksikan langsung karya seni sarat makna dan memukau secara visual. Tak terasa waktu kunjungan sudah habis. Kami keluar museum dengan senyum sumringah, dan sepakat menjuluki tempat ini sebagai hidden gem di Surakarta.


RUMAH ATSIRI INDONESIA
Pukul 12 siang hari, sinar matahari menyengat namun tak sampai menguapkan semangat kami melanjutkan destinasi berikutnya : Rumah Atsiri Indonesia! Sebuah bekas pabrik yang telah “reinkarnasi” menjadi rumah bagi tanaman Atsiri sekaligus pengolahannya. Saya menyebutnya sebagai rumah aroma surga  duniawi.


Menempuh waktu sekitar 1 jam dari jantung kota Surakarta, kami sampai di Rumah Atsiri Indonesia yang berlokasi di Desa Plumbon, Karanganyar, Jawa Tengah. Menyusuri perjalanan ke destinasi ini sangat menyenangkan karena ; hamparan sawah hijau melintang luas, lembah dengan pohon-pohon menjulang tinggi, angin sejuk menyambut, dan oh burung-burung kecil berkicauan selama perjalanan. Sungguh mendamaikan hati.

Tiba di lokasi, saya merasa takjub untuk kedua kalinya hari ini. Tepat di hadapan saya, sebuah bekas pabrik menjelma menjadi bangunan futuristik cantik yang tetap mempertahankan arsitektur khas Eropa pada masanya. Peninggalan pabrik terdahulu seperti mesin pencacah, batu bata sampai tabung kimia zaman dulu masih terawat apik dan dipajang sebagai sarana pembelajaran bagi pengunjung.


Di sekitar kawasan Rumah Atsiri tumbuh sekitar 50 spesies tanaman atsiri yang terawat rapi seperti marigold, mint, lavender, kayu putih dan lainnya. Tanaman ini tumbuh segar dan ditata dengan konsep menarik. Kami pun mengambil fasilitas tour guide, dan langsung diajak berkeliling sembari dijelaskan secara runtut tentang tanaman atsiri sampai pengolahannya.

Sungguh menyenangkan berada di Rumah Atsiri Indonesia, bahkan rasanya belum puas bila datang hanya sekali. Belum bisa melupakan suasana asri saat menyusuri kawasan ini, dengan pemandangan Gunung Lawu di belakangnya. Sepulangnya, saya mantap betul untuk menambah Rumah Atsiri Indonesia sebagai destinasi terfavorit tahun ini.


OYO 611 THE EDWIN SYARIAH
Pukul 4 sore hari, langit tampak cerah seolah merestui perjalanan ini. Kami melanjutkan perjalanan menuju Hotel, sekaligus mengakhiri  hari pertama liburan untuk mengistirahatkan raga. Pilihan jatuh kepada OYO 611 The Edwin Syariah, Yogyakarta. Sebuah hotel mewah dengan interior yang keren.
Pukul  7 malam hari, kami tiba di OYO 611 The Edwin Syariah. Ternyata penampakan OYO Hotels Indonesia ini sama persis seperti saat saya lihat di aplikasi OYO, bahkan jauh lebih bagus.


Dengan ornamen unsur tradisional jawa yang dipadukan dengan nuansa modern, OYO 611 The Edwin Syariah mampu memikat hati. Kamarnya lapang dan yang terpenting : bersih. Fasilitas yang disediakan komplit : AC dingin, alat mandi, handuk bersih, TV besar, WiFi kencang dan lainnya.

Ketika kami datang, disambut hangat oleh resepsionis. Satu yang saya suka dari OYO adalah kita bisa mengubah dan mengatur jadwal check-in sendiri di aplikasi OYO. Seperti saat itu kami sudah mengatur kedatangan kami. Terdengar sepele, namun tidak bagi saya.



Mungkin kalian akan tidak percaya dengan ini : saya hanya membayar hotel sebesar Rp 21.500,- saja. Inilah bagian paling favorit tentang OYO, karena mereka selalu memberi banyak promo dan diskon secara besar-besaran. Siapa bilang liburan harus mahal karena biaya hotel? #PastiAdaOYO kok!


PANTAI DRINI, YOGYAKARTA
Pukul 9 pagi hari di Yogyakarta. Secangkir teh hangat dengan sepiring nasi goreng telah kami santap di restoran hotel. Kami telah berkemas dan siap melanjutkan destinasi terakhir : Pantai Drini, Gunungkidul. Sudah berkali-kali datang di pantai Gunungkidul, berkali-kali pula dibuat jatuh hati dengan pesona alamnya.

Ombak bergulung-gulung, berkejar-kejaran menciptakan suara yang menenangkan. Langit biru membentang luas sejauh mata memandang. Hamparan pasir putih bersih berkilauan diterpa sinar matahari. Bukit-bukit hijau berjejer di sepanjang pulau. Sungguh pahatan Tuhan sangatlah elok.



Pukul 12 siang hari, matahari tepat di atas kepala. Saya mengoleskan dua lapis tabir surya di sekujur tubuh, lalu berlarian di atas pasir putih dan bermain air pantai. Rasanya memang senikmat itu bermain di pantai Drini.

Pukul 3 sore hari, setelah puas dengan pantai dan mendapat cinderamata berupa kulit belang, kami memutuskan mencari makan. Di sekitar pantai, berjejer penjual seafood yang menjual berbagai hasil tangkapan hewan laut yang segar. Kami membeli 2 ekor kepiting ukuran besar dengan saus asam manis, dan juga kelapa muda. Segar sekali!

Pukul 4 sore hari, setelah usai dengan segala keindahan pantai, kami pulang menuju rumah. Kami pulang tidak dengan tangan kosong; kami membawa banyak cerita dan pengalaman baru yang mengasyikkan selama liburan ini. Liburan tidak harus mahal, namun seberapa bahagianya yang bisa kamu dapatkan. Dan inilah bahagia versi saya.


VOUCHER 70% DARI OYO HOTELS INDONESIA
Berbicara mengenai OYO Hotels Indonesia yang sudah saya tulis sebelumnya, masih ingat dengan promo dan diskonnya yang besar-besaran? Nah itu masih berlaku sampai sekarang. Yuk berandai-andai, apabila saya mendapat voucher 70% dari OYO Hotels Indonesia, apa yang saya lakukan?
Saya akan menjawab dengan mantap : menginap di OYO 1304 Roemah Gladak Kebon Sidoluhur.


Hotel Murah di Yogyakarta dengan konsep tradisional yang unik, dengan rumah berdinding gebyok (kayu jati) yang biasa dipakai untuk rumah joglo. Dengan kamar terpisah dari satu kamar dengan lainnya, menambah poin plus dari sisi keunikan. Hotel dengan konsep seperti ini sangat jarang ditemui, menarik sekali untuk konten instagram.

Satu yang menarik dari OYO adalah sistem pembayarannya bisa dilakukan melalui transfer debit/kredit ataupun dibayar langsung di hotel. Bagi saya yang anti-ribet, pilihan bayar di hotel adalah solusi yang oke.

Jika menginap di Hotel ini, saya pun akan menyusuri dan menjelajahi lebih lanjut tentang wisata-wisata Yogyakarta yang belum pernah dikunjungi. Terima kasih OYO atas penawaran promo dan diskonnya, bagi kami para kaum pengembaraan yang sedang mencari hotel murah untuk singgah saat liburan. See ya!

2 komentar

  1. Diko bikin mupeng ngikutin jejak itinerary mu, termasuk nginap di OYO. Bisikin dong cara dapat diskon kalo nginap di OYO, gimana

    BalasHapus
  2. Mantep banget yaa, kalo liburan kemana-mana nginepnya di OYO. Harganya murah, fasilitasnya gak kaleng-kaleng. Jadi pengen liburan ke jogja juga nih. Sampe segini lamanya beloman keturutan ke jogja. Nice info dikoo, nanti ke Jogja nginep di OYO. :")

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, link hidup akan dihapus. Terimakasih sudah membaca :)